Halaman


JANGAN LUPA JUGA LIAT POSTING LAMA NYA YA !!!!!!

Rabu, 16 November 2011

KARANGAN ........

DIAS SANG PUTRI SALJU
“kenapa mereka selalu menertawakanku dan menjauhiku?” tangis seorang remaja yang bernama Dias. Sehari hari dia selalu di perolok olokkan dan selalu di kacangin sama teman-temannya, gara-garanya dia perpenampilan sangat culun dan katro.
Di suatu hari ketika ia sedang membaca buku tiba-tiba para teman-temannya berlarian ke arah kantor kepsek, ia pun bingung dan bertanya kepada teman dekatnya “Rin, itu rame-rame ada apa ya?” tanya Dias sesekali membentulkan kacamatanya yang besar itu. “oh...katanya sih ada anak baru, katanya juga anak baru itu cowok dan ganteng banget.” Jawab Rina. “oh...emang seganteng apaan sih anak baru itu?” tanya kembali Dias dengan wajah jutek. Tiba-tiba ketika mereka berdua  sedang membicarakan anak baru itu, ternyata si anak baru itu ada di belakang mereka dan menepuk pundak Dias. “hm...boleh saya bertanya?” ujar anak baru itu dengan nada sopan. “b..b..b..boleh, mau nanya apa?” tanya Dias gagap. “perkenalkan namaku Andre, aku murid baru di SMP Pancasila ini! Saya mau nanya kelas 8F kalau boleh tau dimana ya?” kata Andre sambil menyodorkan tangannya kepada Dias. “namaku Dias, kebetulan aku kelas 8F ayo ikut aku.” Jawab Dias sambil berjalan mengantarkan Andre si anak baru itu. Tetapi ketika menuju kelas ada Angle (yang membeci Dias). “eh...Andre mau kemana? Ko mau maunya sih sama si anak KATRO itu?” sapa Angle dengan nada jutek. “enggak aku mau tau kelas ku dimana, kebetulan dia sekelas samaku.” Jawab Andre santai. “oh mending di antar sama aku saja, daripada sama si KATRO nanti kamu bia ketularan loh!” ajak Angle. Dias pun merasa tak enak hati dia langsung berlari entah kemana, dan Rina pun langsung menyusulnya.
Ternyata Dias pulang ke rumahnya, sedatangnya di rumah Dias langsung ke kamar di susul oleh Rina. Di kamar Dias langsung melihat ke kacanya sambil menangis. “kenapa aku harus memilkki wajah sejelek ini? Dan mengapa aku tak bisa mengubah sikapku yang kampungan ini?” tangis Dias sambil meratapi wajahnya. “Dias jangan bersedih dan berkecil hati mungkin Angle. “tapi rin sudah habis kesabaranku dengan sikap Angle cs yang selalu mengejekku. “jangan kau dengarkan kata mereka, suatu saat nanti pasti kamu bisa mengalahkan Angle, bahkan mungkin meleihi kemampuannya menjadi mayoret?” kata Rina menenangkan hati Dias.
Kian hari Dias selalu bertemu dengan Andre, dan sepertinya Dias mulai ada rasa pada Andre tapi tampaknya Andre tak punya rasa pada Dias. Berbagai cara Dias lalukkan agar Andre bisa menyukainya. Tetapi ternyata usahanya sepertinya sia-sia. dan Angle selalu mengejek dan memperolok olokkan Dias, hingga pad suatu ketika Dias sedang menulis di sebuah kertas, Angle pun datang dan merebut kerts ibu lalu membacakan isi dari kertas itu di depan semua orang “ANDRE TANPA ENGKAU SADARI AKU SELALU MENATAPMU, BARU KALI INI AKU JATUH CINTA, YAITU PADAMU ANDRE, TETAPI APAKAH KAU MENYUKAIKU?” teriak Angle di atas kursi. “hentikan Angle jangan kau bersikap seperti ini! Aku malu Angle” jerit Dias sambil menahan rasa malu. “hey teman-teman lihat tuh si Dias anak KATRO ternyata bisa jatuh cinta juga ya? Jangan mimpi kamu Dias jadian sama Andre ngaca dong!” ujar Angle sangat ketus. “ANGLE HENTIKKAN SEMUA INI JANGAN KAMU MEMPERLAKUKAN DIAS SEPERTI INI APA KAMU SUDAH TAK PUNYA HATI.” Kata Andre yang tiba-tiba datang dan menyobekkan kertas milik Dias, sambil menarik tangan Dias, Andre mengajak Dias pergi.
Keesokan harinya seperti biasa Dias dan Rina berbicang bincang di kantin. “eh Dias kamu tau gak sekolah kita mau mengadakan teater, dan siapa yang mau menjadi pesertanya harus mengikuti seleksi. Ikuttan yu?” ujar Rina mengajak Dias. “ah...engkau saja aku tak mau, yang ada belum juga belum aku sudah di permalukan lagi.” Jawab Dias sangat lesu. “ayo kita coba dulu? Kata bu Nani kita tak harus cantik atau ganteng tapi yang penting kita mampu adu ekting. Ayolah ??” kata Rina memaksa. “iya Dias tak ada salahnya kamu mencoba? Jangan pesimis dulu dong?” tiba-tiba Andre menyambung perkataan Rina. “em.....tapi kan...” tiba-tiba Dias menunduk. “kamu pasti takut gak keterima? Di dunia ini tak ada yang tidak mungkin, ayo ikut aku sekarang kita ke ruang seni dan kamu harus mengikuti seleksi.” Andre menarik tangan Dias.
Sesampainya di ruang seni, Angle langsung mencela Dias “heh anak katro mau ngapain lo disini? Mau ikuttan seleksi?” tanya Angle sangat jutek. “iya aku mau ikuttan seleksi, Rina juga kok..” jawab Dias menunduk. “APA? Ngaca dong? Gak mungkin anak katro bisa ikuttan teater! Hahahaha” jawab Angle sambil tertawa terbahak bahak. “heh Angle berani beraninya kau menghina temanku? Liat saja kau akan dikalahkan oleh Dias. CAMKAN!!!” ujar Rina terpancing emosi. Dan tibalah giliran Dias untuk memperlihatkan ektingnya. Dan ternyata Dias diterima untuk bermain teater, yang senangnya lagi Dias mendapatkan peran putri salju yang berpasangan dengan Andre sebagai pangerannya tentu saja Dias sangat senang. Di lain sisi Angle sangat marah sekali, dari situlah Angle merencanakan seribu cara untuk menggagalkan agar Dias dikeluarkan dari grup teater, tetapi usahanya sia-sia. Angle pun menyerah dan meminta maaf kepada Dias.
Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan bagi Dias karena hari ini adalah hari pementasan drama di sekolah. Dia sangat tidak percaya diri dengan penampilannya yang culun itu, tapi beruntung ia mempunyai Rina. “heh Dias ngapain kamu masih duduk di depan kaca ayo kita pergi ke salon! Keburu terlambat, satu jam lagi kita harus di sekolah. “aku malu rin, walaupun aku di dandanin kaya apa juga pasti hasilnya tetap sama SI CEWEK JELEK gak bisa dirubah.” Kata Dias putus asa. “kamu ini jadi orang pikirannya pesimis mulu, ayo lah pokoknya kita harus ke salon, apa mau kamu mengecewakkan Andre dan bu Nani atas perlakuanmu yang gak masuk akal?” ancam Rina.
Akhirnya Dias dan Rina pergi di salon. Sesampai di salon Dias langsung di tangani oleh pelayan salonnya, dari mulai ujung kepala samapi ujung kaki semua di rombak. Setelah setengah jam lamanya Dias pun selesai berdandan, dengan sangat terkejut Rina berkata “wow,,,,,,,,kamu cantik sekali Dias, seperti putri salju sungguhan, pasti Andre klepek klepek dengan penampilan kamu!” puji Rina. “ah lebay kamu rin, jangan liatin aku kayak gitu dong ayo kita ke sekolah bentar lagi pementasannya dimulai. Mereka berdua pun berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah seluruh murid SMP Pancasila tertuju pada Dias, mereka sangat tak terkejut dengan penampilan Dias yang sangat cantik itu. Seluruh lelaki memandangi Dias tak henti hentinya. Termasuk Andre lawan mainnya itu. “ini kamu DIAS? Betapa cantiknya kau Dias?” seskali Andre terus memandangi Dias. “ah biasa saja kok.” Jawab Dias malu. Pementasan drama pun di mulai dan berjalan dengan lancar Dias pun sangat senang sekali.
“Dias maukah kamu jadi pacarku?” tanya Andre mengungkapkan perasaannya. “maksud kamu? Aku tak mau menerima kau kalau kamu hanya melihat diriku dari penampilan saja kau harus menerimaku apa adanya?” jawab Dias tegas. “sebenarnya dari pertama kita bertemu aku sudah suka padamu, walaupun banyak orang beranggapan kau anak yang katro tapi aku tetap menyukaimu.”  Kata Andre. “hm...sepertinya bekum waktunya kita berpacaran, memang aku suka sama kamu tapi kita masih smp jadi mungkin kita hanya bersahabat saja ya tak lebih?” ujar Dias. “bila itu mau kamu okelah aku akan menunggumu sampai kau terima cintakku” Jawab Andre lesu.
Dan akhirnya Dias menjadi wanita yang sangat digemari banyak lelaki di sekolahnya. Dias pun kini tak lagi bersedih dengan keculunannya karena Dias yang sekarang beda dengan Dias yang dulu. Kini Dias menjadi wanita yang cantik jelita bagaikan putri salju. Seperti di negeri dongeng.


PENGARANG  : YUFIKA TM


JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA YAAAAAAAAA .........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar