semoga kalian senang membaca cerita ini dan semoga terhanyut kedalamnya ;;)
BERPULANG PADA KASIH
Hembusan angin begitu beirama mengikuti
sebuah langkah demi langkah. Tapak telapak kaki dipasir pasir yang lembut itu.
Dipijaknya sesekali kelembutan itu. Gadis muda nan cantik yang sedang menikmati
panorama pantai dengan sebuah dress berwarna merah muda. "Hidup ini
terlalu indah untuk aku lewati" katanya dalam hati. Ditemukannya sebuah
ranting dan ia menuliskan sebuah nama dipasir "DILON" tetesan demi
tetesan air matanya kini ia biarkan berjatuhan membasahi tulisan indah itu.
"Jangan salahkan aku jika aku tidak ingin melepasmu. Kamu terlalu berharga
bagiku" ujarnya dengan memandang tulisan yang dibuatnya.
"Sani .... Sedang apa kamu
disini ?" Tiba tiba sebuah teriakan mengangetkannya.
"Dilon ? Kenapa kamu tau aku
disini?" Tanya nya begitu heran. "Kamu ga perlu tau darimana aku
harus mencari mu. Ayo kita pulang" jawabnya sambil menggandeng tangan
Sani. Tanpa sengaja ia membaca sebuah tulisan namanya dipasir. Dilon menjadi
heran ada apa dengan sani. Apa yang sedang sani rasakan. Pertanyaan besar
membuatnya bingung. Tapi ia tidak memirkan hal itu secara detail.
Setibanya dirumah, sani pun turun dari
mobilnya dilon. Dan meminta ijin pada dilon untuk masuk kedalam rumah.
"Dilon, aku balik dulu ya. Hati hati kamu dijalan. Jangan lupa makan
juga" ujarnya dengan perhatian. "Iya siap" jawaban singkat
dilon. Memang sudah terbiasa Sani mendapat perlakuan seperti itu, sani hanya
berfikir mungkin dilon begitu karakternya. Sani pun masuk kedalam rumah. Dan ia
bergegas ke kamar kesayangan . Dibukanya sebuah kotak kecil yang berisi tentang
benda benda kebesaran sani dan dilon. "Memang indah menyayangimu. Memang
menyenangkan mengenalmu. Walaupun hal itu terkadang membuatku sakit" kata
sani seraya memegang foto antara dilon dan sani.
Hari demi hari pun mereka lewati
bersama. Dilon mulai berubah menjadi sosok yang mulai perhatian. Sani begitu
menikmati suasana ini. "Dilon. Kamu sungguh berharga bagiku. Jangan kau
kecewakan kepercayaanku ini ya" kata sani bersandar dibahu dilon.
"Tenang saja san, kamu terindah bagiku. Jangan khawatir. Aku slalu
didekatmu" respon dilon mengusap kepala sani. Pantai yang indah seakan
menjadi saksi cinta mereka berdua.
3 bulan pun berlalu. Kini sani menjalani
aktivitas nya sebagai seorang mahasiswi. Begitupun dengan dilon yang menjadi
mahasiswa disebuah universitas yang sama. Ini adalah awal ajaran baru. Dan
mereka berdua kebetulan menjadi anggota senat dikampusnya. Artinya mereka
menjadi senior dikampus. Tentu banyak mahasiswa2 dan mahasiswi2 baru yang harus
mereka bimbing. Tepatnya selama seminggu mereka membimbing juniornya. Suka duka
pun mereka jalani menjadi seseorang senior.
"Akhirnya selesai juga tugas kita" keluh sani pada dilon. Tapi
ternyata curahan sani tak dihiraukan oleh dilon. Dilon malah asyik bermain
gadgetnya.
"Dilon" sapa sani.
"Apa ?"
"Kamu ga ngedengirin aku bicara
ya?"
"Kata siapa ? Denger ko. Emang kalo udah selesai mau apa?" Jawab
dilon sangat ketus.
"Ya tidak apa apa sih. Yaudah
kita makan dulu yuk" ajak sani dengan tebar senyuman.
"Sana kamu aja. Aku ga
laper" jawab dilon singkat. Sani pun nurut ia membiarkan dilon sendirian
dengan gadgetnya.
Di tempat makan kesukaan mereka berdua.
Sani kini datang seorang diri. Dilon kembali seolah menjadi sosok yang dulu.
Sani hanya bisa mencurahkan perasaannya pada sebuah diary kesayangan. Ia pun
hanya memesan minuman. "Ga mood kalo ga sama dilon" ujar sani
merengutkan wajahnya yang manis itu. "Pesanan datang mba. Selamat
menikmati" sapa pelayan ramah memberikan segelas juice alpukat. Seorang
pria berdiri tepat dibelakang sani.
"Hayooo lagi apa kamu sendirian
? Mana kesayanganmu si dilonnya?" Tiba tiba suara pria mengagetkan
kesunyian sani.
"Rama bikin kaget saja.
Biasalah dilon lagi ada urusan. Hee sini duduk" jawab sani menutupi
kesedihannya.
Rama adalah teman SMA sani. Ia berkenal baik dengan sani. Sikapnya yang
lembut, ramah, lucu membuat sani selalu tersenyum. Lagi lagi sayang itu bukan
dilon. Candaan candaan rama membuat sani tertawa lepas kembali. Hari pun
semakin sore sani diantar pulang oleh rama.
"Makasih rama sudah menemaniku thanks for today rama"
"Iya kembali kasih manis" gombalnya kembali rama keluarkan.
"Dasar raja gombal. Sudah sana pulang ah. Takut dilon marah.
Haha" jawab sani dengan canda. "Dilon ? Emang dia mikirin kamu ?
Upsss just kidding kakakkk"
"Mmmmm udah ah aku masuk dulu ya. Byeee" kata sani tiba tiba
menjadi lesuh.
Ingat dengan perkataan rama barusan. Membuat hati sani menjadi pilu.
"Makan ati berulam jantung" selalu itu yang ia rasakan. "Benar
yang rama katakan. Apakah iya dilon masih peduli terhadapku? Sampai sore gini
aja dia belum ada kabar" katanya dalam hati.
Setiap hari sani harus merasakan
kepedihan, kesunyian. Sani tidak merasakan adanya dilon disisinya. Sosok dilon
bagaikan orang asing yang hanya membuatnya sakit. Tapi ? Lagi lagi kuat rasa
sayang membuat sani bertahan. Setiap hari ia harus rela menghadapi sikap dilon
yang dingin dan jutek. Entah mengapa dilon bersikap seperti itu. Tetapi sani
tidak pernah lelah untuk menghadapi itu semua. Ia percaya bahwa hasil sabarnya
itu akan indah. Walaupun dia ga pernah tau kapan rasa sabar itu terbayar dengan
kebahagiaan.
Ini adalah hari lahirnya dilon, tentu
ini moment yang tak mungkin sani abaikan. Sani sangat bersemangat dihari itu.
"Aku harus lebih semangat. Dan harus membuat kesan untuk dilonku.
Semoga rajutanku ini selalu menghangatkan dilon" ujar sani sambil
membungkus sebuah switter berwarna abu bertuliskan "dilon". Ya itu
adalah switter buatan tangan sani sendiri. Ia sudah persiapkan sengaja untuk
diberikan pada dilon. Langsunglah sani menuju rumah dilon. Ia berharap sani
menjadi orang pertama yang memberikan sebuah hadiah dihari lahirnya dilon. Tapi
.... Apa daya kenyataan tidak sesuai harapan. Sesampainya dirumah dilon. Tepat
didepan matanya. Dilon sedang merayakan ulang tahun bersama seorang cewe cantik
berambut panjang. Sani mengenal gadis itu, gadis itu terkenal dikampusnya
sebagai gadis modis nan cantik dan menjadi dambaan para pria.
"Dilon gak marah nih kalo aku ada disini ? Inikan hari ulang tahunmu.
Kalo tiba tiba sani datang gimana ?" Seru gadis itu sesekali menyalakan
sebuah lilin ulang tahun.
"Sani ? Oh biarlah santai saja" jawab dilon santai. Perbincangan
itu membuat sani tak tahan. Tanpa berfikir panjang sani membalikan tubuhnya
untuk kembali pulang. Hadiah spesial itu ia titipkan kepada satpam rumah dilon.
Sani berlalari dan terus berlari. Ia
tidak memperdulikan orang lain melihatnya. Perasaannya kini bagaikan pisau
menyayat hati. Sani baru sadar dia tidak ada apa apa nya dimata dilon. Tanpa
berfikir panjang lagi sani ingin melepas rasa sedihnya. Ia lelah dengan semua
ini. Ia pun berniat untuk pindah berkuliah di tempat sepupunya.
Di sisi lain. Dilon baru saja
mendapatkan hadiah dari sani. Dibukanya kotak berbentuk hati itu. Ternyata
sebuah switter dan sebuah surat didalam kotak itu.
Isi surat sani :
Dear Dilon .....
"Selamat ulang tahun dilon. Semoga
kamu menjadi sosok yang selalu menjadi kebanggaan orang tuamu dan aku. Semoga
kamu menjadi yang terbaik. Maaf jika
hanya ini yang dapat aku berikan. Aku rela bermalam malam hanya untuk membuat
switter ini untukmu. Andai kamu tau, aku sayang kamu tulus. Walaupun
perlakuanmu yang seperti ini. Tapi aku menikmati. Karena luka ini terlalu indah
untuk aku biarkan. Terimakasih kamu sudahmengisi hari hariku. "
Salam
manis. Sani
Tanpa sengaja dilon meneteskan air mata. Surat buatan sani seakan kini
dipenuhi oleh air tetesan tetesan dari mata dilon. Tak lama itu dilon
mendapatkan pesan
"Dilon. Semoga kamu senang
dengan hadiahku. Simpan baik baik ya. Mungkin aku bakal kangen sama kamu.
Mungkin kamu akan jarang jarang melihatku. Semoga kamu bahagia disana bersama
pilihanmu. Terimakasih untuk semuanya". Dilon menjadi semakin heran. Ia
langsung membawa kunci mobilnya dan menuju rumah sani
Ketika dilon tiba dirumah sani. Ternyata
ia telat. Sani sudah terlanjur pergi meninggalkannya.
"Bodoh. Betapa bodohnya aku. Kenapa aku biarkan dia terluka ? Sering
kali aku membuatnya sakit. Tapi aku tidak pernah peduli. Padahal aku tau sani
sangat menyayangiku." Kata kata itu kini terucap dari bibirnya. Penyesalan
sangat dirasakan oleh dilon. Dilon pun harus rela membiarkan sani pergi. Kini
karma bagaikan didepan mata.
2 bulan kemudian Kini sani menikmati
suasana baru, dikampus barunya tanpa lagi bersama dilon. Ia memulai membuka
lembaran baru. Sani pun enjoy dengan kampus barunya. Teman2nya pun merespon
sani dengan baik. Sani masih ingat dengan dilon dia mengirimkan sebuah email
pada dilon "Dear dilon ... Bagaimana kabarmu ? Baikkan ? Aku disini baik
juga. Dilon aku rindu kamu. Minggu depan aku balik kesana buat mengambil ijasah
SMA ku. Tunggu aku disana ya. Missyou" Dilon begitu bahagia
mendengar berita itu. Ia serasa kembali menemukan pujaan hatinya.
Seminggu kemudian dilon sudah merancang
dan mempersiapkan semuanya untuk sani. Karena ingin menjadi yang terbaik untuk
sani, dilon berniat menjemput sani di bandara. Tibalah pesawat yang membawanya
sani kembali. Tapi ..... Hati dilon tiba tiba bertanya tanya. Sani datang
dengan menggandeng seorang pria berparas tampan nan bertubuh tinggi.
"Hayyyy dilon" sapa sani dengan riang.
"Saniiiii. Bagaimana kabarmu ? Oh iya yang disampingmu sodara kamu ya
?" jawab dilon sambil bertanya tanya .
"Iya baik ko. Oh iya perkenalkan ini rama, ituloh dia teman SMA ku
dulu. Tapi sekarang dia sudah menjadi teman hatiku" jelas sani tanpa
melepas gandengannya.
Mendapat penjelasan
seperti itu. Hati dilon seakan hancur teriris iris. Tapi ia sadar ia adalah
pria. Ia tetap harus nampak senang didepan sani.
"Hay aku dilon. Temannya sani." Sapa dilon dengan hati
yang hancur.
"Hay dilon. Aku rama. Okelah" jawab rama.
Ternyata sani kini
telah mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Ya itu adalah rama. Sosok rama
lah yang membuat sani mampu move on dari dilon. Karena tak selamanya cinta
harus bertahan pada orang yang salah. Jika pada akhirnya harus kembali.
Kembalilah. Tetapi pada orang yang tepat.
"Aku akan kembali. Tetapi kembali bukan
untukmu. Melainkan kembali dengan cintaku yang baru. Semoga kamu mengerti
dengan maksudku. Carilah wanita yang pantas untukmu dan janganlah kau sia sia
kan dia seperti aku yang telah kamu sia sia kan. Wanita diciptakan untuk kau
sayangi bukan kau sakiti. Jika cinta itu datang untukmu. Jagalah cinta sebaik
baiknya"
Itulah isi pesan yang sani berikan untuk
dilon. Kini dilon harus rela dengan semua kenyataan ini.
penulis : yufika tm