Halaman


JANGAN LUPA JUGA LIAT POSTING LAMA NYA YA !!!!!!

Selasa, 11 Februari 2014

CERPEN

semoga kalian senang membaca cerita ini dan semoga terhanyut kedalamnya ;;)

BERPULANG PADA KASIH

Hembusan angin begitu beirama mengikuti sebuah langkah demi langkah. Tapak telapak kaki dipasir pasir yang lembut itu. Dipijaknya sesekali kelembutan itu. Gadis muda nan cantik yang sedang menikmati panorama pantai dengan sebuah dress berwarna merah muda. "Hidup ini terlalu indah untuk aku lewati" katanya dalam hati. Ditemukannya sebuah ranting dan ia menuliskan sebuah nama dipasir "DILON" tetesan demi tetesan air matanya kini ia biarkan berjatuhan membasahi tulisan indah itu. "Jangan salahkan aku jika aku tidak ingin melepasmu. Kamu terlalu berharga bagiku" ujarnya dengan memandang tulisan yang dibuatnya.
 "Sani .... Sedang apa kamu disini ?" Tiba tiba sebuah teriakan mengangetkannya.
 "Dilon ? Kenapa kamu tau aku disini?" Tanya nya begitu heran. "Kamu ga perlu tau darimana aku harus mencari mu. Ayo kita pulang" jawabnya sambil menggandeng tangan Sani. Tanpa sengaja ia membaca sebuah tulisan namanya dipasir. Dilon menjadi heran ada apa dengan sani. Apa yang sedang sani rasakan. Pertanyaan besar membuatnya bingung. Tapi ia tidak memirkan hal itu secara detail.
Setibanya dirumah, sani pun turun dari mobilnya dilon. Dan meminta ijin pada dilon untuk masuk kedalam rumah. "Dilon, aku balik dulu ya. Hati hati kamu dijalan. Jangan lupa makan juga" ujarnya dengan perhatian. "Iya siap" jawaban singkat dilon. Memang sudah terbiasa Sani mendapat perlakuan seperti itu, sani hanya berfikir mungkin dilon begitu karakternya. Sani pun masuk kedalam rumah. Dan ia bergegas ke kamar kesayangan . Dibukanya sebuah kotak kecil yang berisi tentang benda benda kebesaran sani dan dilon. "Memang indah menyayangimu. Memang menyenangkan mengenalmu. Walaupun hal itu terkadang membuatku sakit" kata sani seraya memegang foto antara dilon dan sani.
Hari demi hari pun mereka lewati bersama. Dilon mulai berubah menjadi sosok yang mulai perhatian. Sani begitu menikmati suasana ini. "Dilon. Kamu sungguh berharga bagiku. Jangan kau kecewakan kepercayaanku ini ya" kata sani bersandar dibahu dilon. "Tenang saja san, kamu terindah bagiku. Jangan khawatir. Aku slalu didekatmu" respon dilon mengusap kepala sani. Pantai yang indah seakan menjadi saksi cinta mereka berdua.
3 bulan pun berlalu. Kini sani menjalani aktivitas nya sebagai seorang mahasiswi. Begitupun dengan dilon yang menjadi mahasiswa disebuah universitas yang sama. Ini adalah awal ajaran baru. Dan mereka berdua kebetulan menjadi anggota senat dikampusnya. Artinya mereka menjadi senior dikampus. Tentu banyak mahasiswa2 dan mahasiswi2 baru yang harus mereka bimbing. Tepatnya selama seminggu mereka membimbing juniornya. Suka duka pun mereka jalani menjadi seseorang senior.
"Akhirnya selesai juga tugas kita" keluh sani pada dilon. Tapi ternyata curahan sani tak dihiraukan oleh dilon. Dilon malah asyik bermain gadgetnya.
 "Dilon" sapa sani.
 "Apa ?"
 "Kamu ga ngedengirin aku bicara ya?"
"Kata siapa ? Denger ko. Emang kalo udah selesai mau apa?" Jawab dilon sangat ketus.
 "Ya tidak apa apa sih. Yaudah kita makan dulu yuk" ajak sani dengan tebar senyuman.
 "Sana kamu aja. Aku ga laper" jawab dilon singkat. Sani pun nurut ia membiarkan dilon sendirian dengan gadgetnya.
Di tempat makan kesukaan mereka berdua. Sani kini datang seorang diri. Dilon kembali seolah menjadi sosok yang dulu. Sani hanya bisa mencurahkan perasaannya pada sebuah diary kesayangan. Ia pun hanya memesan minuman. "Ga mood kalo ga sama dilon" ujar sani merengutkan wajahnya yang manis itu. "Pesanan datang mba. Selamat menikmati" sapa pelayan ramah memberikan segelas juice alpukat. Seorang pria berdiri tepat dibelakang sani.
 "Hayooo lagi apa kamu sendirian ? Mana kesayanganmu si dilonnya?" Tiba tiba suara pria mengagetkan kesunyian sani.
 "Rama bikin kaget saja. Biasalah dilon lagi ada urusan. Hee sini duduk" jawab sani menutupi kesedihannya.
Rama adalah teman SMA sani. Ia berkenal baik dengan sani. Sikapnya yang lembut, ramah, lucu membuat sani selalu tersenyum. Lagi lagi sayang itu bukan dilon. Candaan candaan rama membuat sani tertawa lepas kembali. Hari pun semakin sore sani diantar pulang oleh rama.
"Makasih rama sudah menemaniku thanks for today rama"
"Iya kembali kasih manis" gombalnya kembali rama keluarkan.
"Dasar raja gombal. Sudah sana pulang ah. Takut dilon marah. Haha" jawab sani dengan canda. "Dilon ? Emang dia mikirin kamu ? Upsss just kidding kakakkk"
"Mmmmm udah ah aku masuk dulu ya. Byeee" kata sani tiba tiba menjadi lesuh.
Ingat dengan perkataan rama barusan. Membuat hati sani menjadi pilu. "Makan ati berulam jantung" selalu itu yang ia rasakan. "Benar yang rama katakan. Apakah iya dilon masih peduli terhadapku? Sampai sore gini aja dia belum ada kabar" katanya dalam hati.
Setiap hari sani harus merasakan kepedihan, kesunyian. Sani tidak merasakan adanya dilon disisinya. Sosok dilon bagaikan orang asing yang hanya membuatnya sakit. Tapi ? Lagi lagi kuat rasa sayang membuat sani bertahan. Setiap hari ia harus rela menghadapi sikap dilon yang dingin dan jutek. Entah mengapa dilon bersikap seperti itu. Tetapi sani tidak pernah lelah untuk menghadapi itu semua. Ia percaya bahwa hasil sabarnya itu akan indah. Walaupun dia ga pernah tau kapan rasa sabar itu terbayar dengan kebahagiaan.
Ini adalah hari lahirnya dilon, tentu ini moment yang tak mungkin sani abaikan. Sani sangat bersemangat dihari itu.
"Aku harus lebih semangat. Dan harus membuat kesan untuk dilonku. Semoga rajutanku ini selalu menghangatkan dilon" ujar sani sambil membungkus sebuah switter berwarna abu bertuliskan "dilon". Ya itu adalah switter buatan tangan sani sendiri. Ia sudah persiapkan sengaja untuk diberikan pada dilon. Langsunglah sani menuju rumah dilon. Ia berharap sani menjadi orang pertama yang memberikan sebuah hadiah dihari lahirnya dilon. Tapi .... Apa daya kenyataan tidak sesuai harapan. Sesampainya dirumah dilon. Tepat didepan matanya. Dilon sedang merayakan ulang tahun bersama seorang cewe cantik berambut panjang. Sani mengenal gadis itu, gadis itu terkenal dikampusnya sebagai gadis modis nan cantik dan menjadi dambaan para pria.
"Dilon gak marah nih kalo aku ada disini ? Inikan hari ulang tahunmu. Kalo tiba tiba sani datang gimana ?" Seru gadis itu sesekali menyalakan sebuah lilin ulang tahun.
"Sani ? Oh biarlah santai saja" jawab dilon santai. Perbincangan itu membuat sani tak tahan. Tanpa berfikir panjang sani membalikan tubuhnya untuk kembali pulang. Hadiah spesial itu ia titipkan kepada satpam rumah dilon.
Sani berlalari dan terus berlari. Ia tidak memperdulikan orang lain melihatnya. Perasaannya kini bagaikan pisau menyayat hati. Sani baru sadar dia tidak ada apa apa nya dimata dilon. Tanpa berfikir panjang lagi sani ingin melepas rasa sedihnya. Ia lelah dengan semua ini. Ia pun berniat untuk pindah berkuliah di tempat sepupunya.
Di sisi lain. Dilon baru saja mendapatkan hadiah dari sani. Dibukanya kotak berbentuk hati itu. Ternyata sebuah switter dan sebuah surat didalam kotak itu.
 Isi surat sani :

 Dear Dilon .....

"Selamat ulang tahun dilon. Semoga kamu menjadi sosok yang selalu menjadi kebanggaan orang tuamu dan aku. Semoga kamu menjadi yang terbaik. Maaf  jika hanya ini yang dapat aku berikan. Aku rela bermalam malam hanya untuk membuat switter ini untukmu. Andai kamu tau, aku sayang kamu tulus. Walaupun perlakuanmu yang seperti ini. Tapi aku menikmati. Karena luka ini terlalu indah untuk aku biarkan. Terimakasih kamu sudahmengisi hari hariku. "

                                                            Salam manis. Sani

Tanpa sengaja dilon meneteskan air mata. Surat buatan sani seakan kini dipenuhi oleh air tetesan tetesan dari mata dilon. Tak lama itu dilon mendapatkan pesan
 "Dilon. Semoga kamu senang dengan hadiahku. Simpan baik baik ya. Mungkin aku bakal kangen sama kamu. Mungkin kamu akan jarang jarang melihatku. Semoga kamu bahagia disana bersama pilihanmu. Terimakasih untuk semuanya". Dilon menjadi semakin heran. Ia langsung membawa kunci mobilnya dan menuju rumah sani
Ketika dilon tiba dirumah sani. Ternyata ia telat. Sani sudah terlanjur pergi meninggalkannya.
"Bodoh. Betapa bodohnya aku. Kenapa aku biarkan dia terluka ? Sering kali aku membuatnya sakit. Tapi aku tidak pernah peduli. Padahal aku tau sani sangat menyayangiku." Kata kata itu kini terucap dari bibirnya. Penyesalan sangat dirasakan oleh dilon. Dilon pun harus rela membiarkan sani pergi. Kini karma bagaikan didepan mata.
2 bulan kemudian Kini sani menikmati suasana baru, dikampus barunya tanpa lagi bersama dilon. Ia memulai membuka lembaran baru. Sani pun enjoy dengan kampus barunya. Teman2nya pun merespon sani dengan baik. Sani masih ingat dengan dilon dia mengirimkan sebuah email pada dilon "Dear dilon ... Bagaimana kabarmu ? Baikkan ? Aku disini baik juga. Dilon aku rindu kamu. Minggu depan aku balik kesana buat mengambil ijasah SMA ku. Tunggu aku disana ya. Missyou" Dilon begitu bahagia mendengar berita itu. Ia serasa kembali menemukan pujaan hatinya.
Seminggu kemudian dilon sudah merancang dan mempersiapkan semuanya untuk sani. Karena ingin menjadi yang terbaik untuk sani, dilon berniat menjemput sani di bandara. Tibalah pesawat yang membawanya sani kembali. Tapi ..... Hati dilon tiba tiba bertanya tanya. Sani datang dengan menggandeng seorang pria berparas tampan nan bertubuh tinggi.
"Hayyyy dilon" sapa sani dengan riang.
"Saniiiii. Bagaimana kabarmu ? Oh iya yang disampingmu sodara kamu ya ?" jawab dilon sambil bertanya tanya .
"Iya baik ko. Oh iya perkenalkan ini rama, ituloh dia teman SMA ku dulu. Tapi sekarang dia sudah menjadi teman hatiku" jelas sani tanpa melepas gandengannya.
Mendapat penjelasan seperti itu. Hati dilon seakan hancur teriris iris. Tapi ia sadar ia adalah pria. Ia tetap harus nampak senang didepan sani.
"Hay aku dilon. Temannya sani." Sapa dilon dengan hati yang hancur.
"Hay dilon. Aku rama. Okelah" jawab rama.
Ternyata sani kini telah mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Ya itu adalah rama. Sosok rama lah yang membuat sani mampu move on dari dilon. Karena tak selamanya cinta harus bertahan pada orang yang salah. Jika pada akhirnya harus kembali. Kembalilah. Tetapi pada orang yang tepat.

 "Aku akan kembali. Tetapi kembali bukan untukmu. Melainkan kembali dengan cintaku yang baru. Semoga kamu mengerti dengan maksudku. Carilah wanita yang pantas untukmu dan janganlah kau sia sia kan dia seperti aku yang telah kamu sia sia kan. Wanita diciptakan untuk kau sayangi bukan kau sakiti. Jika cinta itu datang untukmu. Jagalah cinta sebaik baiknya"
Itulah isi pesan yang sani berikan untuk dilon. Kini dilon harus rela dengan semua kenyataan ini.

penulis : yufika tm